Sidang isbat adalah sidang yang sudah menjadi agenda tahunan dan diadakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Untuk tahun 2022, sidang akan dilaksanakan oleh Kemenag pada 1 April 2022.
Lalu, apa yang dimaksud dengan sidang isbat dan bagaimana tahapannya?
Pelajari apa itu selengkapnya yang akan dibahas pada artikel kali ini.
Apa Itu Sidang Isbat?
Menurut KBBI, pengertian isbat adalah penentuan atau penetapan, dan dalam hal ini, sidang isbat adalah sidang yang dilaksanakan untuk menentukan/menetapkan awal ramadan.
Lalu menurut Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, sidang isbat adalah pertemuan untuk mentapkan bulan berkaitan dengan ibadah.
Namun, secara lebih populer, di Indonesia lebih dikaitkan penetapan datangnya bulan Ramadan, Idulfitri, Iduladha, dan isbat Nikah.
Dengan adanya sidang ini, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan ibadah Ramadan di waktu yang sesuai, tidak mendahului atau sebaliknya.
Selain itu, fungsi lainnya adalah sebagai penengah bagi mereka yang berdebat soal kapan pelaksanaan ramadan yang tak jarang juga berbeda-beda.
Tidak seperti sidang pada umumnya yang mungkin menggunakan musyawarah untuk mencapai mufakat sebagai hasil akhir.
Sidang ini menggunakan tahapan tertentu yang akan dijelaskan pada artikel ini untuk menentukan hasil akhir (menentukan awal ramadan).
Di Indonesia, sidang ini diselenggarakan oleh Kementerian Agama dengan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriah, duta besar negara-negara sahabat, serta perwakilan dari organisasi masyarakat (ormas), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan beberapa undangan lainnya.
Baca Juga: Cara Membuat Jadwal Imsakiyah Ramadan dengan Canva
Tahapan Sidang
Seperti yang sudah disinggung pada poin sebelumnya, tetapi dalam hal ini, sidang isbat adalah pertemuan yang dilaksanakan untuk menentukan awal ramadan, tetapi bukan berdasarkan hasil musyawarah.
Namun, sidang ini menggunakan tahapan-tahapan untuk dapat menentukan kapan awal ramadan.
Sidang isbat merujuk pada Fatwa MUI No. 2, Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Selain itu, sidang ini akan selalu dilaksanakan setiap tanggal 29 bulan sebelumnya pada kalender hijriah.
Dilansir dari Kemenag, tahapan sidang akan diawali dengan pemaparan posisi hilal yang disampaikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriah berdasarkan hasil perhitungan astronomi (hisab).
Kemudian, barulah sidang yang akan digelar secara tertutup setelah pelaksanaan salat magrib.
Pelaksanaan sidang ini akan merujuk pada hasil rukyatul hilal yang dilakukan oleh Kemenag di 78 lokasi yang tersebar di Indonesia.
Sebagai tambahan, rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal dengan mata telanjang atau alat bantu seperti teleskop, dan rukyat akan dilakukan setelah matahari terbenam.
Sementara hisab adalah metode perhitungan hilal secara matematis dan astronomis.
Tahap ketiga, acara akan ditutup dengan penyampaian hasil yang akan disiarkan oleh salah satu stasiun televisi nasional dan media sosial milik Kemenag.
Demikianlah pembahasan singkat pada artikel kali ini, semoga dapat bermanfaat bagi Anda.
Tingkatkan wawasan Anda seputar agama Islam dengan banyak membaca informasi, salah satunya bisa Anda lakukan dengan mengunjungi blog Ramadan.id yang menyediakan artikel seputar ramadan dan Islam lainnya.